110 Ribu Pasukan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan lebih dari 110.000 tentara ke wilayah timur Ukraina, – tepatnya dekat kota Pokrovsky, Donetsk. Ini menjadi salah satu pergerakan militer terbesar sejak awal invasi. “Saya menganggap rakyat Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa… Dalam pengertian ini, seluruh Ukraina adalah milik kita,” ujar Putin, menegaskan ambisinya untuk membenarkan invasi yang tidak beralasan itu, dikutip dari CNN Internasional, Minggu (29/6/2025).
Diam-Diam, Putin Kerahkan 110 Ribu Pasukan ke Ukraina Timur – Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi menyebut pertempuran sengit terjadi setiap hari, dengan lebih dari 50 bentrokan hanya di wilayah itu. Terungkap, bahwa jumlah pasukan Rusia melonjak dari sekitar 70.000 pada Desember lalu, menjadi lebih dari 110.000 saat ini. Di wilayah lain seperti Sumy, militer Ukraina berhasil menahan laju serangan Rusia. Namun, di perbatasan Donetsk dan Dnipropetrovsk, pasukan Rusia terus merangsek maju. Bahkan, desa Zirka disebut telah jatuh ke tangan Rusia. Analis sumber terbuka Ukraina, DeepState, menggambarkan situasi ini sebagai “pertahanan Ukraina yang terus runtuh dengan cepat”.
Diam-Diam, Putin Kerahkan 110 Ribu Pasukan ke Ukraina Timur
Konflik Rusia-Ukraina terus memanas tanpa tanda-tanda mereda. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah mengerahkan sekitar 110 ribu pasukan ke Ukraina timur secara diam-diam. Langkah ini tentu memicu kekhawatiran baru di kancah internasional, terutama di kalangan negara-negara NATO dan Uni Eropa.
Latar Belakang Konflik Rusia-Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina berakar dari sengketa wilayah Krimea pada tahun 2014, di mana Rusia mencaplok wilayah tersebut dari Ukraina. Sejak saat itu, ketegangan meningkat, terutama di wilayah Donbas (Donetsk dan Luhansk) yang didominasi kelompok separatis pro-Rusia. Invasi penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 menjadi puncak eskalasi yang menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan warga sipil mengungsi.
Pengiriman Pasukan Secara Diam-Diam
Menurut laporan intelijen dari berbagai sumber Barat, sekitar 110 ribu tentara Rusia dikirim ke perbatasan dan wilayah timur Ukraina tanpa pengumuman resmi. Operasi ini disebut-sebut dilakukan dalam beberapa gelombang sejak awal 2025, dengan tujuan memperkuat kendali atas wilayah yang saat ini masih diperebutkan.
Fakta penting:
- Penempatan pasukan ini dilakukan di area strategis dekat Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia.
- Rusia menggunakan kereta kargo khusus dan jalur logistik tertutup untuk meminimalisasi perhatian dunia.
- Beberapa laporan menyebutkan bahwa pasukan yang dikirim termasuk unit infanteri elite, artileri berat, dan sistem pertahanan udara canggih.
Tujuan Strategis Rusia
Analis militer berpendapat bahwa pengerahan pasukan besar-besaran ini bertujuan untuk:
- Mengamankan wilayah timur Ukraina secara penuh, terutama Donbas, yang selama ini menjadi pusat perlawanan Ukraina.
- Menekan pasukan Ukraina, agar terpaksa mundur dari posisi pertahanan mereka.
- Mengirim sinyal kuat ke Barat, bahwa Rusia tidak gentar terhadap sanksi atau tekanan internasional.
Respon Ukraina dan Dunia Internasional
Ukraina segera meningkatkan siaga militernya di wilayah timur. Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menghadapi serangan skala besar dan meminta dukungan tambahan dari sekutu Barat, termasuk bantuan persenjataan dan pertahanan udara.
Di sisi lain, NATO dan Uni Eropa mengecam keras langkah Rusia. Beberapa negara, seperti Jerman dan Prancis, mendesak penerapan sanksi tambahan, sementara Amerika Serikat mengirimkan tambahan bantuan militer senilai miliaran dolar untuk memperkuat pertahanan Ukraina.
Dampak Langsung Bagi Ukraina
Pengerahan pasukan ini membawa dampak signifikan bagi Ukraina, antara lain:
- Ancaman serangan besar-besaran: Keberadaan 110 ribu tentara memungkinkan Rusia melancarkan serangan mendadak dan menguasai lebih banyak wilayah.
- Krisis kemanusiaan memburuk: Semakin banyak warga sipil yang terpaksa mengungsi, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.
- Tekanan psikologis: Meningkatnya kehadiran militer Rusia menurunkan semangat juang beberapa pasukan lokal dan memicu ketakutan di kalangan warga sipil.
Implikasi Global
Konflik ini tidak hanya berdampak bagi Ukraina, tapi juga membawa konsekuensi luas ke seluruh dunia:
- Harga energi melonjak: Ketegangan di wilayah yang kaya sumber daya membuat harga minyak dan gas alam kembali naik di pasar global.
- Rantai pasokan terganggu: Beberapa komoditas penting, termasuk gandum dan logam, terhambat distribusinya, memicu inflasi di banyak negara.
- Peningkatan ketegangan geopolitik: NATO terpaksa memperkuat kehadiran militernya di Eropa Timur sebagai bentuk pencegahan konflik meluas.
Bukti-Bukti Lapangan
Beberapa citra satelit terbaru yang dirilis oleh lembaga intelijen AS menunjukkan pergerakan konvoi militer besar menuju perbatasan Ukraina. Selain itu, laporan dari warga lokal di wilayah Donetsk dan Luhansk mengonfirmasi peningkatan jumlah tentara dan kendaraan tempur Rusia.
Contoh konkret:
- Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 1.500 kendaraan tempur tercatat bergerak ke wilayah timur.
- Pos-pos militer baru didirikan di sekitar Mariupol dan Melitopol, memperkuat jalur logistik Rusia.
Prediksi Para Pengamat
Sebagian besar analis memprediksi bahwa Rusia sedang mempersiapkan serangan musim panas besar-besaran yang bertujuan menguasai seluruh wilayah Donbas. Jika ini terjadi, maka kemungkinan terjadinya eskalasi langsung antara Rusia dan NATO semakin besar, terutama jika pasukan Rusia mendekati wilayah perbatasan negara anggota NATO.
Langkah-Langkah Mitigasi Ukraina
Untuk menghadapi ancaman ini, Ukraina telah:
- Meningkatkan jumlah pasukan cadangan dan mempercepat pelatihan militer warga sipil.
- Memperkuat sistem pertahanan udara di kota-kota strategis.
- Meminta tambahan sistem rudal Patriot dan tank Leopard dari negara sekutu.
Penutup: Masa Depan Konflik
Pengerahan diam-diam 110 ribu pasukan oleh Rusia menambah daftar panjang taktik agresif Kremlin. Meskipun dunia internasional terus mendesak perdamaian, kenyataannya medan tempur di Ukraina timur justru semakin panas.
Situasi ini menuntut respons cepat dan strategis dari Ukraina serta dukungan penuh dari sekutu Barat. Apabila tidak ditangani dengan bijak, konflik ini berpotensi memicu perang yang lebih luas di Eropa dan menimbulkan dampak global yang sulit dibayangkan.