Bahaya Ekonomi RI, Jumlah investasi langsung (direct investment) ke Indonesia mengalami kemunduran pada kuartal I-2025. Bank Indonesia (BI) pada Kamis (22/5/2025) telah merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan Transaksi Berjalan (CA) untuk kuartal I-2025. NPI mengalami penurunan dari kuartal IV-2024 yang surplus US$7,87 miliar menjadi defisit US$0,78 miliar pada kuartal I-2025. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya Transaksi Finansial (FA) dan Investasi Langsung.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2025 menghadapi tantangan serius yang memerlukan perhatian segera. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan tanda-tanda peringatan yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
Pertumbuhan Ekonomi Melambat
Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya 4,87%, menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,11% . Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas ekonomi domestik yang perlu diwaspadai.
Sektor Manufaktur Terkontraksi
Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, dengan angka 49,2 pada September 2024 . Kondisi ini mencerminkan lemahnya sektor industri yang menjadi pilar utama perekonomian.
Daya Beli Masyarakat Melemah
Deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir menunjukkan penurunan harga barang, yang meskipun terlihat menguntungkan, sebenarnya mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat Indonesia. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada konsumsi domestik yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Meningkat
Banyak perusahaan yang terpaksa melakukan PHK akibat penurunan permintaan dan efisiensi biaya. Pada paruh pertama tahun 2024, tercatat lebih dari 32.000 pekerja kehilangan pekerjaan . Hal ini menambah beban sosial dan ekonomi di masyarakat.cnn.id
Utang Pemerintah Menggunung
Utang pemerintah pusat mencapai Rp8.444,87 triliun per Juni 2024, dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hampir 40% . Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan fiskal dan kemampuan pemerintah dalam mengelola utang.
Ketergantungan Ekonomi pada China
Ekonomi Indonesia semakin bergantung pada China, dengan impor barang dari negara tersebut mencapai 28% pada 2023 . Ketergantungan ini meningkatkan risiko ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi ekonomi dan kebijakan di China.
Arus Modal Keluar dari Pasar Modal
Pada April 2025, tercatat arus modal keluar dari pasar saham Indonesia mencapai Rp50 triliun . Kondisi ini mencerminkan berkurangnya minat investor terhadap pasar modal Indonesia, yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar keuangan.
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Meskipun dolar AS mengalami pelemahan sejak Januari 2025, nilai tukar rupiah justru cenderung melemah. Hal ini menunjukkan adanya tekanan pada nilai tukar domestik yang perlu diwaspadai
Kesimpulan
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan adanya berbagai tantangan yang saling terkait. Pemerintah perlu segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi masalah struktural, meningkatkan daya saing industri, dan memperkuat ketahanan ekonomi domestik. Tanpa tindakan yang tepat, Indonesia berisiko menghadapi krisis ekonomi yang lebih dalam.