Tol Terpanjang, Pemerintah tengah mempersiapkan pelelangan tiga proyek jalan tol strategis yang akan ditawarkan kepada investor dalam waktu dekat. Proyek-proyek tersebut adalah Tol Karawang-Sentul, Tol Gilimanuk-Mengwi, dan Tol Pejagan-Cilacap, yang seluruhnya akan menggunakan skema investasi Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Willan Oktavian mengonfirmasi, ketiga proyek tersebut saat ini sedang berada dalam tahap akhir persiapan, masing-masing di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Proyek pembangunan Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi, yang direncanakan menjadi jalan tol terpanjang di Pulau Bali dengan panjang 96,84 km, kini memasuki babak baru. Setelah sempat terhenti akibat masalah pendanaan dan seleksi investor, pemerintah akhirnya memutuskan untuk melanjutkan proyek ini dengan skema baru.
Latar Belakang Proyek
Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi dirancang untuk menghubungkan tiga kabupaten terkaya di Bali: Jembrana, Badung, dan Tabanan. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalur utama, mempercepat waktu tempuh dari Gilimanuk ke Denpasar yang sebelumnya 5–7 jam menjadi hanya sekitar 2 jam, serta mendukung pemerataan ekonomi di Bali .
Tantangan dan Perubahan Skema
Awalnya, proyek ini diprakarsai oleh badan usaha jalan tol (BUJT) PT Jagat Kerti Bali secara unsolicited. Namun, pada tahap financial close, PT Jagat Kerti Bali tidak dapat memenuhi persyaratan pendanaan yang diperlukan, sehingga pemerintah memutuskan untuk mengubah skema proyek menjadi solicited, di mana pemerintah yang memprakarsai dan menawarkan proyek kepada badan usaha untuk dikerjasamakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) .
Proses Lelang dan Status Terkini
Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah membuka proses tender untuk proyek ini hingga 25 April 2024. Namun, hingga saat ini, belum ada investor yang berhasil lolos seleksi. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo menegaskan bahwa proyek ini tetap dilanjutkan meskipun belum ada investor yang ditunjuk
Dampak Sosial dan Ekonomi
Proyek ini melibatkan pembebasan lahan di 13 kecamatan dan 58 desa di tiga kabupaten. Warga yang terdampak pembebasan lahan, seperti di Desa Batuagung, Jembrana, mengungkapkan kekhawatiran terkait kejelasan ganti rugi dan kelanjutan pembangunan .
Prospek dan Harapan
Meskipun menghadapi tantangan, proyek Tol Gilimanuk–Mengwi tetap menjadi prioritas pemerintah. Dengan investasi yang diperkirakan mencapai Rp24,98 triliun. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta mempercepat distribusi barang dan jasa di Bali .
Kesimpulan
Proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah pendanaan hingga seleksi investor. Namun, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan proyek ini dengan skema baru untuk memastikan kelancaran dan keberlanjutan infrastruktur di Bali. Diharapkan, proyek ini dapat segera terealisasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat Bali secara keseluruhan.