AS Ngeri!, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, kembali memberi kabar buruk soal ekonomi AS. Dalam sebuah konferensi yang diadakan Morgan Stanley pada hari Selasa waktu AS, ia mengungkap ramalan buruk soal ekonomi Paman Sam yang dikatakannya bisa makin merosot. Dampak belanja pemerintah era pandemi dan kebijakan moneter yang membantu mendukung ekonomi AS telah memudar. Hal ini membuat negara tersebut rentan terhadap penurunan dalam beberapa bulan mendatang.
Ekonomi Amerika Serikat (AS) kini berada di persimpangan kritis. JPMorgan Chase, salah satu bank investasi terbesar di dunia, baru-baru ini mengeluarkan peringatan keras mengenai potensi resesi yang dapat terjadi dalam waktu dekat. CEO JPMorgan, Jamie Dimon, menyatakan bahwa meskipun indikator ekonomi saat ini terlihat stabil, ada kemungkinan besar kondisi ekonomi akan memburuk dalam waktu singkat.
Proyeksi Resesi oleh JPMorgan
JPMorgan memperkirakan ada kemungkinan 40% resesi akan terjadi di AS pada tahun 2025. Hal ini meningkat dari 30% pada awal tahun. Penyebab utama kekhawatiran ini adalah kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang telah menyebabkan ketegangan perdagangan global dan menurunkan kepercayaan investor.
Faktor Penyebab Resesi
1. Kebijakan Tarif yang Kontroversial
Pada bulan April 2025, Presiden Trump mengumumkan serangkaian tarif tinggi terhadap berbagai negara, termasuk China, Uni Eropa, dan negara-negara Asia lainnya. Langkah ini memicu penurunan tajam di pasar saham global, dengan S&P 500 kehilangan lebih dari $5 triliun dalam dua sesi perdagangan.
Penurunan Indikator Ekonomi
Data ekonomi terbaru menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Laporan pekerjaan bulan Juli menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran untuk bulan keempat berturut-turut, sementara aktivitas manufaktur global juga menunjukkan penurunan.
Ketidakpastian Politik dan Regulasi
Kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan ketidakpastian politik telah menciptakan kecemasan di kalangan pelaku pasar. Para eksekutif dari bank-bank besar seperti Citigroup, JPMorgan, dan Bank of America melaporkan bahwa ketidakpastian kebijakan menghambat kemampuan klien untuk merencanakan investasi dan pinjaman.
Dampak Potensial dari Resesi
Kenaikan Tingkat Pengangguran
JPMorgan memproyeksikan tingkat pengangguran akan meningkat menjadi 5,3% akibat pelambatan aktivitas ekonomi. techstory.in
Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
Proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk tahun 2025 diperkirakan hanya sekitar 2%, jauh di bawah rata-rata historis. datanesia.id
Volatilitas Pasar Keuangan
Pasar saham telah mengalami penurunan tajam, dengan indeks-indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq mengalami koreksi signifikan.
Langkah-langkah Mitigasi yang Dapat Diambil
Penyesuaian Kebijakan Moneter
JPMorgan memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 0,5% pada bulan September dan November 2025 untuk meredakan tekanan ekonomi.
Diversifikasi Portofolio Investasi
Investor disarankan untuk mendiversifikasi portofolio mereka guna mengurangi risiko akibat volatilitas pasar.
Fokus pada Sektor-sektor Tahan Resesi
Sektor-sektor seperti utilitas, kesehatan, dan barang konsumen yang tidak tahan lama cenderung lebih stabil selama periode resesi.
Kesimpulan
Peringatan dari JPMorgan mengenai potensi resesi di AS tidak dapat diabaikan. Kebijakan ekonomi yang tidak konsisten, ditambah dengan ketegangan perdagangan global, telah menciptakan ketidakpastian yang signifikan. Investor dan pembuat kebijakan perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak negatif dari potensi resesi ini.
https://globaldefenceforum.com/